Tiga Mercedes Klasik dalam Satu Hati

Foto: David Siahaan
Bila sudah terlanjur jatuh cinta, memang sulit untuk berbalik hati ke yang lain. Demikian halnya dengan sosok MS Sembiring, 51 tahun, seorang maniak mobil klasik Mercedes Benz. Kekagumannya terhadap kemewahan dan kenyamanan terhadap mobil ini membuatnya hingga mengkoleksi sebanyak tiga unit mobil kalsik Mercedes Benz.

Kisah jatuh cintanya terhadap mobil produk asal Jerman itu berawal dari lirikan matanya yang iseng melihat Mercedes Benz Kebo 280 S buatan tahun 1970 milik seorang temannya sekitar tahun 1993 lalu. Tak diduga, dari keisengan itu dirinya terdorong untuk memilikinya. Singkatnya, mobil itu pun akhirnya beralih tangan kepadanya.

Sejak itu, MS Sembiring mulai merasakan Mercedes Benz merupakan mobil yang memiliki banyak kelebihan yang sulit didapatkannya dibanding mobil lain di luar merek Mercedes Benz yang pernah dikemudikannya. Apalagi, ketika Ia mengemudikannya, pandangan orang sering tertuju melihat mobilnya karena modelnya yang klasik dan ilegan.

“Kalau kita sudah sekali naik Mercedez, sudah susah pindah ke yang lainnya. Sangat nyaman dan aman bawaanya. Perawatannya pun tidak ruwet,” sebutnya sambil tersenyum dalam suatu perbincangan di sela-sela acara Halal Bi Halal Mercedes Benz Tiger Club (MTC) Medan Chapter dengan komunitas otomotif lainnya di Medan Club, pertengahan September lalu .

Meski sudah memiliki Mercedes Benz 280 S, ternyata tak membuat Ketua Umum MTC Medan Chapter ini cukup hanya memiliki satu unit. MS Sembiring malah kecantol untuk memiliki varian lainnya. Sekitar tahun 2001 lalu, ia pun menambah satu unit lagi, dengan membeli Mercedes Benz Tiger 230 buatan tahun 1980 yang juga dibelinya dari temannya.

Tak cukup di situ, tahun 2010 kemudian dia menambah lagi penghuni halaman rumahnya di Jalan Mesjid Syuhada, Pasar VI, Padang Bulan, Medan dengan kehadiran Mercedes Benz Mini 280 buatan tahun 1975. Semua mobil-mobil itu dibelinya dengan kondisi ‘second hand’. “Kedepan saya ingin menambah satu lagi yakni Mercedes Benz Batman,”ujarnya.


Restorasi dan Perawatan
Meski pun kondisi ketiga mobil dibeli dengan kondisi second hand. MS Sembiring beruntung karena tidak begitu banyak bagian mobil yang harus menjalani restorasi. Pasalnya, mesin, onderdil original masi dalam kondisi baik.

Ia hanya melakukan restorasi ringan pada warna dan sejumlah acesoris yang tergolong tidak original seperti spion dan kaca lampu dengan yang original. Ia ingin mobilnya 100 % original mercedez benz. “Tapi untuk mendapatkannya itu (spion dan kaca lampu) saya harus berburu hingga ke Jakarta,” tuturnya mengisahkan.

Untuk si Kebo, warnanya yang dahulunya hitam, kemudian digantinya dengan warna mutiara. Untuk si Tiger dahulunya hitam di sempurnakan lewat warna hitam lewat racikannya sendiri. Sementara untuk si Mini, warnanya yang sebelumnya hitam diganti dengan warna Biru Jaguar klasik.

Namun untungnya selama mengurusi ketiga mobil ini, ia belum pernah menghadapi persoalan berat. “Spare parts mercedez ketahanan cukup kuat,” ungkap suami Nita Sitepu ini. Itu karena, rajin merawatnya di sebuah bengkel khusus langgannya di Jalan Jenderal S Parman, Medan. Salah satu yang paling utama diperhatikannya adalah rutin mengganti oli dan memilih produk pertamina Mesran untuk pelumas ke semua mobil kesayangannya.

Tak hanya, menyangkut perawatan untuk mesin dan onderdil. Kebersihan mobil juga selalu diperhatikannya. Tak heran dia sudah akrab di sejumlah doorsmer. Bila, sedikit saja mobil berdebu, mobil langsung digiring ke doorsmer. “Kalau mobil tidak dirawat, tidak ada nilainya,” sebut ayah tiga putri ini.

Beda Type Beda Style
Menurut MS Sembiring, ketiga mobil klasik Mercedez Benz memiliki stylenya yang berbeda. Makanya, ia sudah paham betul type mana yang sesuai digunakan. Untuk urusan bisnis misalnya, ia menggunakan Mercedes Benz Kebo 280 S atau Mercedes Benz Mini 280. “Melihat mobil ini, orang bisa terkagum karena mobil sejenis ini masih ada,” katanya.

Sementara untuk kendaraan urusan diluar pekerjaannya sebagai seorang Konsultan Hukum seperti hendak berpergian hingga ke luar kota. Ia menggunakan Mercedes Benz Tiger 230 karena lebih irit dalam pemakaian bahan bakar dibanding mercedes benz Kebo 280 S.

“Untuk Tiger, mau saya pakai untuk touring bersama MTC Medan Chapter ke Bukit Tinggi 14 Oktober mendatang,” paparnya. Untungya kegemarannya ini, didukung istri dan anaknya, karena bernilai positif.

- Mercedes Benz Kebo 280 S
Buatan tahun 1970
Warna Mutiara
Mesin, Sukucadang, Acesoris Original
- Mercedes Benz Tiger 230
Buatan tahun 1980
Warna Hitam Racikan Sendiri
Mesin, Sukucadang, Acesoris Original
- Mercedes Benz Mini 280
Buatan tahun 1975
Warna Biru Jaguar Klasik
Mesin, Sukucadang, Acesoris Original

Komentar