Sang Petualang Mobil VW


Dua unit mobil Volkswagen (VW) menghuni halaman sebuah rumah di jalan Brigjen Bejo Gang Mawar II Nomor 7, Helvetia, Medan, Kamis pertengahan Oktober lalu. Satu unit VW Combi Jerman warna coklat buatan tahun 1979. Tidak jauh dari pintu gerbang rumah sebuah mobil VW Safari buatan tahun 1977 dengan tampilan warna merah dan kuning apik terlihat.

Kedua mobil VW itu adalah koleksi Amir Chitago (60), seorang mantan pebisnis perikanan di pelabuhan Gabion, Belawan. Tak hanya kedua mobil VW itu, bersama seorang temannya bernama Sugianto saat ini sedang merestorasi sebuah mobil VW Combi Brazil di bengkel yang rencanya untuk direntalkan.

Meski memiliki mobil lain buatan Jepang. Hingga saat ini ia masih tetap memilih kedua mobil VW itu sebagai mobil favorit. “Banyak kenangan dan kesan yang saya alami bersama kedua mobil VW ini. Saya tidak akan pernah menjualnya,” sebuat Amir Chitago.

Alasan Amir, kedua mobil VW itulah menemaninya dan membawanya kemana saja, hingga menempuh perjalan panjang dari Pulau Sumatera-Pulau Jawa dan Pulau Bali. Tak lupa pria ini pun selalu menyertakan istrinya, meski melalui jalaur-jalur rawan dan berbahaya. Uniknya, ia selalu mencatat kisah-kisah yang dialaminya dan biaya pengeluaran di sepanjang perjalanan.

Untungnya, terbiasa melakukan perjalan jauh dengan mengenadari mobil dan berhadapan dengan pekerjaanya yang penuh tantangan. Membuat Amir tidak takut untuk mengemudikan mobil melewati jalur-jalur yang berbahaya. “Saya ini dari dulu memang suka tantangan. Lebih dari ini saya sudah sering hadapi,” ujarnya.

Kisah perjalannya menggunakan mobil VW menempuh perjalanan jauh, pertama kali dilakukan setelah membeli mobil VW Safari dari sebuah Bengkel di Jalan Gatot Subroto, sekitar tahun 1982 lalu. Mobil VW Safari itu kemudian dimodifikasi diantaranya pergantian warna, rem cakram dengan rem cakram VW Combi dan sejumlah bagian lain. Sementara untuk mesin, masih tetap original.

Adalah kota Kediri, Jawa Timur, salah satu yang s didukunjunginya. Kota ini merupakan kota kelahiran istri pertamanya Suti Admaja yang kini telah almarhumah. Dari kota Kediri ia kemudian melanjutkan perjalanan hingga ke Pulau Bali bersama Suti Admaja dan kemudian kembali ke Medan.

Selain itu, ia pernah melakukan perjalanan ke Madiun menghadiri undangan Club VW di kota Pecel dan Brem itu sekitar Maret tahun 2002 lalu. Kunjung ke Madiun, membuatnya mendapat penghargaan sebagai peserta terjauh. Amir juga pernah mendapatkan penghargaan modifikasi VW safari terbaik sekitar tahun 1990 an. “Mobil VW Safari ini sudah kemana-mana,” tuturnya.

Namun peristiwa yang tak pernah terlupakan Amir Chitago dari VW Safari. Perjalananya yang sempat tertunda akibat kecelakaan yang menimpanya dengan sebuah mobil truk pengangkut balok kayu di tikungan Jangga, Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir beberapa tahun silam yang membuatnya harus menjalani rawat nginap sekitar 1 bulan di Rumah Sakit HKBP, Balige.

Perjalanan dengan VW Combi

Tak hanya mengunakan VW Safari, perjalanan panjang juga sudah beberapa kali dilakukannya dengan mengendarai VW Combi Jerman yang dibelinya sekitar tahun 1986 lalu. Amir juga memodifikasi mobil VW Combinya diantaranya dengan merombak sebahagian interior dalam mobil VW Combinya layaknya seperti berada di sebuah rumah.

Amir memasang keramik pada lantai mobil, menyediakan perabotan seperti lemari dan meja, memasang sejumlah cok listrik untuk keperluan memasak dan sebuah TV layar datar. Untuk keamanan mobil selama perjalanan, mobil juga dilengkapi peralatan bengkel dan las.

Setiap melakukan perjalanan pria murah seyum ini, selalu membuat persiapan minimal 1 bulan sebelum keberangkatan. Uniknya, ia selalu memilih hari Jumat sebagai start awal perjalanan. Baginya Jumat merupakan hari baik dari hari yang lainnya. Selama di perjalanan, ia memilih SPBU untuk tempat istirahat.

Kenangan terindah mengendarai VW Combi, ketika bisa berlibur bersama ke Bali dengan anak dan cucunya yang datang dari Singapura ke Jakarta, sekitar tahun 2007 lalu. Dari Medan, Amir hanya ditemani Suharni (58) yang saat ini menjadi istrinya menuju Jakarta. Begitu bertemu di Bandara Udara Soekarno-Hatta. Perjalanan dilanjutkan hingga ke pulau Bali dan tinggal hampir 1 bulan. “Setelah itu, kami antar anak dan cucu ke Jakarta lagi. Dari Jakarta saya sama istri berdua kembali ke Medan,’ ujarnya.

VW Combi ini juga telah membawanya ke sejumlah daerah lain seperti Bogor, Padang , Taman Nasional Way Kambas, areal perlindungan gajah yang terletak di Lampung dan daerah lainnya seperti.. Terakhir bersama istrtinya dan komunitas Volkswagen Owner Family Medan, mengunjungi Sabang pada 7-10 Juli 2011 lalu. “Ada rencana touring bersama club ke Baturaja, Palembang,” tuturnya bersemangat.

Komentar