Menggali Potensi di Toastmasters International


Di komunitas ini, setiap anggota memotivasi diri untuk menggali lagi kemampuannya lebih dalam, baik dalam berkomunikasi maupun menjadi seorang pemimpin. 


Di era globalisasi yang sangat berkompetisi saat ini, kemampuan diri menjadi modal utama yang sangat mempengaruhi menuju kesuksesan. Tak heran bila sekarang ini, banyak orang mencari tempat-tempat yang bisa membantu untuk meningkatkan pontesial diri dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan.

Salah satu komunitas di Kota Medan yang bisa menjawab tantangan itu adalah Toastmasters International. Di komunitas ini, setiap anggota mendapatkan motivasi dari para mentor untuk bisa menggali lagi kemampuannya lebih dalam, baik dalam berkomunikasi maupun menjadi seorang pemimpin.

"Setiap anggota diajak untuk dapat berkomunikasi lisan secara efektif, sehingga membantu setiap orang untuk belajar seni berbicara, mendengarkan, memikirkan kemampuan utama untuk mempromosikan pengaktualisasian diri, meningkatkan kepemimpinan, menimbukan rasa saling menghargai dan membentuk sebuah pemikiran yang positif," kata Organizing Chair, Toastmasters International Distrik 87, M Adly Ilyas ACS, ALB.   

Toastmaster International hadir di Medan sejak sejak tahun 1998. Namun, Toastmasters sendiri sudah dimulai dari basement YMCA pada 22 Oktober 1924.

Konsep ini tertangkap di iklim optimis California Selatan, dimana saat itu banyak para pria dari masyarakat sekitar mencari kelompok dan menemukan sebuah klub, kemudian menyukai apa yang mereka lihat pada klub tersebut.

Toastmaster lahir dari ide Ralph C Smedley pada tahun 1903. Ralph C Smedley, sang penemu, memulai organisasi ini dengan tujuan untuk memberikan praktek dan pelatihan dalam seni berbicara di depan umum dan dalam memimpin rapat, dan untuk mempromosikan keakraban dan persahabatan yang baik antara para anggotanya.

Ralph C Smedley memilih nama Toastmasters untuk organisasinya, terinspirasi dari suasana perjamuan makan malam, dimana sering dilakukan toast sebelum memulai makan dan setelah makan malam sering dilakukan beberapa pembicaraan atau saling berbicara.

Seiring dengan waktu organisasi ini merambah ke Indonesia. Di Sumatera sendiri, Toastmasters International memiliki 15 klub terdiri dari 13 klub berbasis bahasa inggris, 10 diantaranya di Sumatera Utara, 1 klub berbahasa mandarin di Medan, dan 1 klub berbahasa Indonesia di Medan. Masing-masing klub memiliki pengurus dimulai dari Presidet, Wakil Bidang Pendidikan, Keanggotaan, Humas, Sekretaris, Bendahara sampai Pelaksana Umum.

Selain itu, masing-masing klub juga memiliki lokasi pertemuan tersediri dan menjalankan pertemuan dalam setiap dua minggu sekali. Setiap mengadakan pertemuan, anggota akan mengikuti tiga sesi, yakni sesi topik spontan, sesi pidato yang dipersiapkan, dan sesi evaluasi pidato.

Di sesi topik spontan, tidak hanya anggota yang bisa ikut serta, tamu juga diperbolehkan. Di sesi inilah tema akan diulas dan dieksplorasi baik dalam bentuk permainan maupun diskusi.

"Bagi yang beruntung, akan diberikan kesempatan untuk berbicara selama 1-2 menit untuk menjelaskan sebuah pernyataan ataupun pertanyaan. Nah di sinilah para anggota dan tamu dipaksa untuk berbicara secara spontan dan menungkan ide-ide yang ada di isi kepalanya," terang Adly Ilyas.

Sementara di sesi pidato yang dipersiapkan, hanya anggota saja yang boleh ikut serta, tetapi tamu boleh mendengarkan. Sesi ini lebih pas melatih seseorang untuk berbicara di depan umum dan membuka kemungkinan menjadi seorang pembicara atau public speaker.

"Pidato yang disampaikan juga berdasarkan panduan buku yang didapat ketika pertama sekali mendaftar," lanjut Adly Ilyas.

Berbeda di sesi evaluasi pidato, senior ataupun anggota yang telah melewati manual yang sedang dijalankan akan meluangkan waktunya selama 2-3 menit untuk mengevaluasi point-point baik dan kurang sehingga si pembicara akan lebih baik lagi pada kesempatan selanjutnya. Di sini para anggota dilatih untuk belajar kritis dan dapat memberikan solusi.

Ikuti Lomba dan Membuat Event

Tak hanya pertemuan semata, anggota di komunitas ini sering meraih juara dalam berbagai perlombaan. Salah satu diantaranya, juara tiga pidato yang menginspirasi dalam bahasa Inggris antar Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia, pada convention bulan Mei lalu di Sibu, Sarawak, Malaysia.
Selain itu komunitas ini juga rajin membuat event. Pada 15-17 November 2013, mereka akan mengadakan konferensi District 87 di Hotel Grand Aston Medan. Para peserta berasal dari Brunei, Malaysia, Indonesia, Singapore dan Amerika Serikat.

"Ini merupakan konferensi tahunan yang dilakukan oleh anggota dan membuka peluang untuk saling bertemu dan berkomunikasi dalam rangka meningkatkan keakraban," papar Adly Ilyas. 

Pada 5 oktober, 
mereka mengadakan Humorous Speech & Evaluation Contets Area H2 di PPIA, Jalan Dr Mansyur, Medan.
Banyaknya efek positif diberikan komunitas ini kepada anggota, membuat jumlah anggota di komunitas ini terus bertambah.

Apalagi, komunitas ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, namun dengan syarat berumur minimal 18 tahun.

Komunitas ini juga tidak melihat latar belakang pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin.

"Toastmasters tidak mengenal profesi, selama anggotanya mau belajar dan terus belajar, Toastmasters membuka peluang untuk meningkatkan kemampuan lebih baik lagi," tutur Adly Ilyas.

Menurut Adly Ilyas, banyaknya orang  tertarik bergabung di komunitas ini karena Toastmasters memberikan peluang kepada setiap anggotanya untuk menggali lagi kemampuannya lebih dalam, baik dalam berkomunikasi maupaun menjadi seorang pemimpin.

"Pengembangan diri dan kreatifitas khususnya dalam berbicara, menjalankan sebuah event dan memimpin sebuah tim kerja atau kepanitiaan," jelasnya. (Midian Simatupang)

Komentar